Pos Kota adalah surat kabar
harian yang diterbitkan di Jakarta dengan target pembaca kalangan menengah ke
bawah. Umumnya berisi berita-berita lokal, kriminalitas, masyarakat, olahraga,
dan selebriti. Pos Kota memiliki
tiras surat kabar harian tertinggi di Indonesia dengan 600.000 eksemplar per
hari.
Sejarah
Pos Kota didirikan oleh mantan
Menteri Penerangan era Orde Baru, Harmoko dan beberapa mitranya, diantaranya Jahja
Surjawinata, Tahar S. Abiyasa, dan Pansa Tampubolon.
Sebelum meluncurkan Pos Kota, Harmoko membuat survei di beberapa tempat di Jakarta, seperti
Tanjung Priok, Jatinegara, Tanah Abang, dan Senen. Hasil survei tersebut, dia
menemukan bahwa masyarakat menginginkan berita yang menyangkut persoalan riil
di kehidupan sehari-hari mereka. Oleh karena itu, isi berita Pos Kota berkisar tentang kriminalitas,
hukum, seksualitas, serta olahraga. Pos
Kota diterbitkan pertama kali pada 15 April 1970 dengan 3.500 eksemplar dan
mendapat sambutan yang baik hingga beberapa bulan berikutnya berkembang menjadi
30.000-60.000 eksemplar per bulan.
Perkembangan
Pada tahun 1999, Pos Kota menerbitkan koran versi
digital (Pos Kota Online) dan mulai
menargetkan sektor bisnis sebagai pangsa pasarnya. Dalam perkembangannya, Pos Kota ikut menampilkan isu-isu
politik di dalam beritanya. Salah satu ciri khas dari koran ini adalah tata
letak (tampilan) yang dibuat mencolok dan tidak beraturan. Pada Mei-Juni 2005,
Majalan Cakram menerbitkan hasil survei Nielsen Media Research yang menempatkan
Pos Kota sebagai koran paling laris
di Indonesia, dengan tiras 600.000 eksemplar dan 2.551 pembaca sehingga
mengalahkan harian Kompas.